ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
שלום עליכם
(Shalom Aleichem)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
(Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh)
Om Swastiastu
Namo Buddhaya
SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA
Pada blog
kali ini, saya akan membahas tentang ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN
KEMISKINAN, mengingat banyak sekali perkembangan IPTEK, dan berpengaruh
terhadap kemiskinan masyarakat. Mengapa bisa terjadi??
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ilmu
pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini
dapat dirasakan dampaknya melalui kebijakan-kebijakan pembangunan dalam
lingkungan masyarakat yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau
segi-segi kemanusiaan. Hal demikian ini tidak luput dari falsafah mengenai
pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi
dengan motif ekonomi yang kuat dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi
kemanusian yang terkadang harus dibayar lebih mahal.
Pembangunan
ekonomi yang kurang merata menyebabkan masih banyak masyarakat miskin yang
belum menikmati ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di negeri ini.
Kemiskinan
sendiri merupakan kelanjutan dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang
akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental untuk menggapai
cita-cita menjadi masyarakat yang adil dan makmur.
1.2 Maksud dan
Tujuan
Maksud dan
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Membahas kasus studi tentang ilmu
pengetahuan teknologi yang berkaitan dengan masalah kemiskinan di negeri ini.
Dan memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan teknologi yang berkaitan
dengan masalah kemiskinan.
1.3 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam
makalah ini seperti:
1. Apa
saja definisi dari ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
2. Memahami
pemanfaatan ilmu pengetahuan teknologi untuk membantu masalah kemiskinan
3. Membahas
studi kasus tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
1.4 Metode
Penulisan
Metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu
penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini. Dengan
menyebutkan berbagai sumber untuk penulisan makalah ini.
ISI/PEMECAHAN
MASALAH
Teori
dari berbagai sumber
1. Teori
mengenai ilmu pengetahuan
Ada
keseragaman pendapat di kalangan ilmuwan bahwa ilmu itu selalu tersusun dari
pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu
dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.
Menurut
Aristoteles: pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat
merangsang budi; menurut Decartes: ilmu pengetahuan merupakan serba budi;
Menurut Bacon
dan David Home: ilmu pengetahuan merupakan pengalaman indera dan batin;
ImmanuelKent: Pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman; dan
menurut teoriPhyroo: mengatakan tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Dari berbagai
macam pandangan diatas diperoleh teori-teori kebenaran pengetahuan:
1. Teori yang
bertitik tolah adanya hubungan dalil à teori ini menjelaskan dimana pengetahuan
dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil
yang terdahulu.
2. Pengetahuan
benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan.
3. Pengetahuan
benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai
pengetahuan itu.
Banyaknya
teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu
definisi ilmu pengetahuan mengalami kesulitan, walaupun dikalangan ilmuwan
sudah ada keseragaman pendapat, namun masih terperangkap dalam tautologis
(pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan Pleonasme/mubazir saja. Pembentukan
ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian,
meliputi
A. Objek Material
Sebagai bahan
yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh
B. Objek
Formal
Sudut
pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian
Langkah-langkah
dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan
yang dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada
fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian
menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berfikir analitis, sintesis,
induktif, dan deduktif yang berujuk pada pengujian kesimpulan dengan
menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencarai berbagai hal yang merupakan
pengingkaran.
Untuk mencapai
suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat
ilmiah yaitu:
1. Tidak ada
perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang
objektif.
2. Selektif,
artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung
oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3. Kepercayaan
yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera
dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4. Merasa
pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai
kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan
ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap
ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan
itu sendiri mencakup ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan
kemanusiaan, dan sebagai apa yang disebut generic meliput segala usaha
penelitian dasar dan terapan serta pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan
utama menambah pengetahuan ilmiah, sedangkan penelitian terapan adalah untuk
menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Pengembangan diartikan sebagai
penggunaan sistematis dari pengetahuan yang diperoleh penelitian untuk
keperluan produksi bahan2, cipta rencana sistem metode atau proses yang
berguna, tetapi yang tidak mencakup produksi atau engineering-nya (Bachtiar
Rifai, 1975)
Dalam
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut, perlu diperhatikan
hambatan sosialnya. Bagaimna konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk
mewujudkan suatu perpaduan dan pertimbangan moral dan ilmiah. Contoh sederhana
tapi mendalam terjadi pada masyarakat mitis. Dalam masyarakat tersebut ada
kesatuan dari pengetahuan dan perbuatan, demikian pula hubungan sosial di dalam
suku dan kewajiban setiap individu jelas. Argumen ontologis, kalau menurut
teori Plato, artinya berteori tentang wujud atau hakikat yang ada. Keadaannya
sekarang sudah berkembang sehingga manusia sudah mampu membedakan antara ilmu
pengetahuan dengan etika dalam suatu sikap yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Teori
mengenai teknologi
Teknologi
adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan
atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.[
Dalam memasuki
Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi
karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri.
Sebagian
beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. Namun, teknologi
itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap
zaman memiliki teknologinya sendiri.
Dalam konsep
pragmatis dengan kemungkina berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa
ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan teknologi sebagai suatu seni (state of
art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut
cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup
penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of
development) sehingga teknologi itu adalah metodi sistematis untuk mencapai
setiap tujuan insani.” (Eugene Staley, 1970).
Teknologi
memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki
otonomi mengeubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis.
Jacques Ellul dalam tulisannya berjudu “The Technological Society” (1964) tidak
mengatakan teknologi tetapi teknik. Meskipun untuk mesin, teknologi atau
prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai
secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan)
dalam setiap bidang aktivitas manusia. Batasan ini bukan bentuk teoritis,
melainkan perolehan dari aktivitas masing-masing dan observasi fakta dari apa
yang disebut manusia modern dengan perlengkapan tekniknya. Jadi teknik menurut
Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah
distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Fenomena
teknik pada masyarakat terkini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan
yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2.
Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi
kegiatan teknis
4. Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling
bergantung
6.
Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi,
bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang
berkembang dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya
bidang teknik digambarkan sebagai berikut :
1. Teknik
meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang
industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi
sentralisasi ekonomi
2. Teknik
meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen,
hukum dan militer
3. Teknik
meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan
manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada
lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler
(1970) mengumpamakan teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah
akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan
bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan
kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yang ditimbulkan oleh mesin
pengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak
dan lebih baik lagi.
3. Teori
mengenai kemiskinan
Kemiskinan
lazimnya dituliskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang palin pokok seperti pangan, pakaian,
tmpat berteduh, dll. (Emil Salim,1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari
perjuangan bangsa akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari
cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Garis kemiskinan yang
menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
a) Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
b) Posisi
manusia dalam lingkungan sekitar
c) Kebutuhan
objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
4. Dampak
Teknologi terhadap kemiskinan
Penerapan
iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan
kehidupan bangsa dan Negara di berbagai sector. Namun , harus disadari bahwa di
balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya bagi lingkungan hidup. Yang
dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam,
lingkungan social, dan lingkungan budaya. Lingkungan alam adalah kondisi alam
baik yang organik maupun anorganik ( tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah,
batuan, dan udara). Adapun lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di
sekitarnya, baik perorangan maupun kelompok (misalnya : keluarga, teman sepermainan,
tetangga dan teman sekerja). Kemudian menyangkut lingkungan budaya, yakni
hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku
manusia, misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat,
pakaian, dan rumah.
“Siapa yang menguasai teknologi, maka ia akan
menguasai dunia” Maksud dari pepatah di atas adalah siapapun orang yang dapat
memanfaatkan adanya teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, maka derajat
orang tersebut akan berada di atas,dan dapat melakukan apapun sesuai dengan
kehendaknya demi tercapai apa yang yang diinginkan orang tersebut.
Dalam
perkembangannya iptek mulai dimanfaatkan dan diterapkan dalam berbagai bidang
kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang kesehatan, teknologi, perhubungan dan
arsitektur, industri, dll.
Adapun dalam
pemanfaatan dan penerapannya iptek berdampak negatif dan positif. Dampak
positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk kesejahteraan dan
kemakmuran manusia. Namun dampak negatifnya, akan berpengaruh besar dalam
kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan
teknologi adalah kemiskinan.
Dampak negatif
tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan
menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif
dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang
saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:
a) Kesenjangan
sosial.
Perkembangan industri dapat meningkatkan
pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat
memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat
pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat., tetapi ada juga kelompok
masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi
akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang
begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan
sosial dan kerawanan keamanan.
b) Kerusakan
lingkungan alam.
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah
penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan
kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul
kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam
yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut
akan berujung pada kemiskinan. Adapun berbagai masalah lingkungan hidup
tersebut antara lain :
·
Kemerosotan kualitas dan
kuantitas sumber daya alam : merosotnya kualitas dan kuantitas SDA yang
berlebihan melampaui kemampuan, sehingga alam akan sulit dipulihkan.
Perkembangan iptek dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan diri
manusia itu sendiri. Hal ini telah mendorong berbagai praktek teknologi yang
mengeksploitasi SDA secara kurang bertanggung jawab karena semata-mata untuk
kemewahan. Akibatnya SDA kita menjadi menipis. Kualitas SDA yang mengalami
kemunduran cukup parah adalah sumber daya air. Di berbagai wilayah, baik air
tawar maupun air laut milai mengalami pencemaran karena tercampur dengan logam
berat, bakteri dll. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh campuran air
laut. Contohnya air di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km dari pantai.
·
Pencemaran pada berbagai SDA
telah menurunkan fungsi dari sumber daya alam seperti air, udara, tanah dan
bahan makanan. Pencemaran ini di sebabkan oleh limbah, terutama dari kawasan
industri. Pencemaran yang paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia
yang berbahaya seperti industri pestisida dan timbulnya limbsh B3 (bahan racun
berbahaya) dari kawasan industri. Apabila keadaan ini terus-menerus berlangsung
maka akan timbul permasalahan yang baru, yang dapat berakibat fatal pada
lingkungan khususnya manusia. Bukan hanya kemiskinan yang ditimbulkan namun
juga tingkat kematian yang akan semakin meningkat, akibat dari peurunan fungsi
SDA.
·
Meningkatnya lapisan gas CO2 dan
kenaikan suhu bumi : Akibat adanya efek rumah kaca, menyebabkan lapisan gas CO2
menebal di atmosfer bumi. Gas ini berasal dari pengunaan energi
minyak,batubara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi bisa berakibat
meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh karen aitu, bumi menjadi
sangat panas, dan hal tersebut dapat menimbulkan kebakaran hutan di Indonesia,
karena notabene Indonesia banyak terdapat hutan. Akibat dari kebakaran hutan
tentu saja sangat berdampak pada lingkungan, pencemaran udara, serta semakin
menipisnya SDA, khususnya hutan di Indonesia. Hal ini tentu saja akan
mempengaruhi, Indonesia yang dulunya merupakan negara yang kaya akan hutan dan
hasil-hasil di dalamnya, maka lama-kelamaan akan menjadi negara miskin. Dan
pastinya rakyatlah yang akan menanggung kemiskinan tersebut.
·
Adanya hujan asam : Industri,
khususnya pengeboran logam, pembangkit listrik batu bara dan penggunaan energi
minyak, batu bara dan gas telah mengeluarkan berton-ton SO2,NO2 dan CO2. hal
ini akan berakibat turun hujan asam . air hujan dengan kadar keasaman yang
tinggi akan merusak hutan, berkaratnya benda-benda logam (jembatan, dan rel kerata
api). Bahkan kerusakan pada bangunan dari beton dan marmer menjadi cepat rusak.
Apabila hal ini terjadi tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah atau pihak yang
terkait, maka akan timbul berbagai masalah baru.akibat dari rusaknya jembatan
misalnya akan memutus akses jalan dan jalur distribusi barang dan jasa ke
masyarakat. Tentu saja masyarakat akan kekurangan berbagai bahan kebutuhan baik
barang maupun jasa, hal ini akan merembet pada masalah kemiskinan.
·
Lubang lapisan ozon : Lapisan
tipis ozon pada ketinggian 30 km di atas bumi makin menipis. Bahkan di beberapa
tempat telah terjadi kerusakan /berlubang. Padahal lapisan ozon berfungsi
menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan.
Lapisan ozon ini rusak karena bahan kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan
mesin pendingin. Akibat rusaknya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker kulit,
kerusakan mata dan kerusakan tanaman budidaya. Seperti akibat yang lain dari
kemajuan iptek, misalnya pada kerusakan tanaman budidaya, akibat dari hal ini
maka pemilik darri tanaman tersebit akan merugi, mau tidak mau apabila tidak
mempunyai solusinya akan menjadi miskin.
·
Adanya bencana banjir : Bencana
banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli dengan kelestarian
lingkunagan. Hanya karena ingin mengejar keuntungan, manusia melakukan
penebangan hutan tanpa terkendali. Demi kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur
hijau berubah menjadi berbagai bangunan. Akibat paling fatal dari bencana
banjir adalah kemiskinan. Hal ini jelas karena banyak korban banjir yang
dulunya mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal untuk menghidupi anggota
keluarga, menjadi rusak bahkan hanyut karena banjir.
c) Kekhawatiran
manusia terhadap persenjataan kimia dan nuklir.
Perkembangan iptek tidak menutup
kemungkinan untuk mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia
dan nuklir. Hal ini dapat membahayakan kehidupan manusia. Contoh nyata adalah
perang Irak dengan AS, yang banyak menggunakan kecanggihan teknologi niklir.
Akibatnya banyak jatuh korban, bukan hanya menjadi miskin tetapi tewas akibat
perang yang terjadi.
d) Kenakalan
remaja, Kriminalitas.
Perkembangan
dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan berbagai
media, setiap orang termasuk para remaja mudah terkena pengaruh nilai
budayalain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media massa dan terutama televisi
disebut-sebut sebagai salah satu media yang besar pengaruhnya, khususnya bagi
remaja dan manusia pada umumnya. Muncullah kenakalan remaja, antara lain karena
adanya pengaruh dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi.
Begitu juga dengan berbagai bentuk kriminalitas yang terjadi, juga akibat dari
pengaruh media massa.
e) Kriminalitas,
pengangguran dan kemiskinan.
Akibat dari berkembangnya iptek dalam
penerapannya di berbagai bidang, salah satunya bidang industri, adalah
kriminalitas dan pengangguran, yang akan berujung pada masalah kemiskinan.
Ketiga masalah tersebut sangat erat kaitannya dan saling berhubungan. Sebelum
sektor industri memanfaatkan dan menerapkan teknologi, banyak tenaga manusia
yang dibutuhkan. Tetapi setelah memanfaatkan dan menerapkan teknologi dalam
kegiatan industri, maka industri lebuh banyak menggunakan mesin-mesin canggih
daripada tenaga manusia. Maka terjadi PHK besar-besaran, akibatnya banyak
pengangguran, dari banyaknya pengangguran akan timbul masalah kemiskinan. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan baik barang dan
jasa, karena tidak mempunyai pekerjaan lagi maka banyak orang mengambil jalan
pintas untuk memenuhi kebutuhannya/melakukan tindak kriminal (merampok,
mencopet, menjambret, dll).
Studi
Kasus
Contoh Studi
Kasus:
Tika Bisono:
Anak-anak Indonesia Harus Tahu Perkembangan TI
Sumber: Kompas.com
SELASA, 19
FEBRUARI 2008 | 19:04 WIB
JAKARTA,
SELASA – Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi informasi
(TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat.
Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah dilakukan sejak
dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era globalisasi yang semakin
berkembang apalagi di Indonesia.
“Anak-anak Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi itu sejak pre-school. Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara Memanfaatkan Perangkat Tehnologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di Kidzania, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua. “Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Tapi orangtuanya harus belajar dulu. Ya perlu semacam edukasi teknologi untuk orangtua,” ujar Tika.
Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer.
Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan dunia TI.
“Anak-anak Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi itu sejak pre-school. Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara Memanfaatkan Perangkat Tehnologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di Kidzania, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua. “Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Tapi orangtuanya harus belajar dulu. Ya perlu semacam edukasi teknologi untuk orangtua,” ujar Tika.
Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer.
Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan dunia TI.
Tika
mengungkapkan saat ini anak-anak kelas menengah keatas di Indonesia memiliki
kemampuan yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), karena
memiliki akses yang memadai. “Ini seharusnya menjadi sorotan pemerintah.
Bagaimana anak-anak menengah ke bawah pun bisa memiliki akses untuk tahu
tentang kemajuan teknologi,” tambah Tika.
Pembahasan
Studi Kasus
Dari studi
kasus diatas pembangunan ekonomi di Indonesia memang belum merata disetiap
daerah. Hal ini dapat dibuktikan dari masih minimnya sarana teknologi untuk
siswa-siswa yang masih tinggal di daerah terpencil.
Pengenalan
teknologi yang seharusnya sudah diperkenalkan sejak dini oleh orang tua dapat
memperkecil kemiskinan dari dampak perubahan teknologi yang berkembang secara
tidak merata sehingga masih terdapat daerah-daerah di Indonesia ini yang belum
tersentuh oleh teknologi secara langsung.
Perkembangan
teknologi secara merata dan menyeluruh akan membuat suatu daerah itu menjadi
maju dan memiliki sumber daya yang berkualitas.
Kaitan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”.
Ilmu
pengetahuan sebagai suatu bahan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni
yang dibuat untuk memproduksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu – ilmu pengetahuan yang terkandung dalamnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah
dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat bersikap
netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil
keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan
moral dan ajaran agama.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan,
tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan
sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan.
Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia,
melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam
serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.
Bila di zaman
yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK
maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka
masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien
lagi di
zaman ini.
zaman ini.
Daftar Pustaka
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab8-ilmu_pengetahuan_teknologi_dan_kemiskinan.pdf
http://vatonilv.blogspot.com/2011/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://tulisanali.wordpress.com/2011/06/22/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://desintharatnawardani.blogspot.com/2010/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://stefanussamuel.blogspot.com/2011/12/bab-vii-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://vatonilv.blogspot.com/2011/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://tulisanali.wordpress.com/2011/06/22/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://desintharatnawardani.blogspot.com/2010/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://stefanussamuel.blogspot.com/2011/12/bab-vii-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
Komentar
Posting Komentar